Pengertian Konseling Kelompok
Gazda
(1984: 7) menjelaskan pengertian konseling kelompok sebagai berikut.
Konseling
kelompok merupakan suatu proses interpersonal yang dinamis yang memusatkan pada
usaha dalam berfikir dan tingkah tingkah laku, serta melibatkan pad
fungsi-fungsi terapi yang dimungkinkan, serta berorientasi pada
kenyataan-kenyataan, membersihkan jiwa, saling percaya mempercayai,
pemeliharaan, pengertian, penerimaan dan bantuan. Fungsi-fungsi dari terapi itu
diciptakan dan dipelihara dalam wadah kelompok kecil melalui sumbanagn
perorangan dalam anggota kelompok sebaya dan konselor. Klien-klien dalam
anggota kelompok-kelompok adalah individu normal yang mempunyai berbagai
masalah yang tidak memerlukan penanganan perubahan kepribadian lebih lanjut.
Klien-klien konseling kelompok menggunakan interaksi kelompok untuk
meningkatkan pengertian dan penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan-tujuan
tertentu dan untuk mempelajari atau menghilangkan sikap-sikap serta perilaku
tertentu.
Tujuan Layanan Konseling Kelompok
Tujuan Layanan Konseling Kelompok
Menurut
Winkel (2004: 592) tujuan layanan konseling kelompok yaitu:
- Masing-masing anggota kelompok memahami dirinya dengan baik dan menemukan dirinya sendiri. Berdasarkan pemahaman diri itu dia lebih rela menerima dirinya sendiri dan lebih terbuka terhadap aspek-aspek positif dalam kepribadiannya.
- Para anggota kelompok mengembangkan kemampuan berkomunikasi satu sama lain sehingga mereka dapat saling memberikan bantuan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan yang khas untuk fase perkembangan mereka.
- Para anggota kelompok memperoleh kemampuan mengatur dirinya sendiri dan mengarahkan hidupnya sendiri, mula-mula dalam kontak antar pribadi di dalam kelompok dan kemudian juga dalam kehidupan sehari-hari di luar kehidupan kelompoknya.
- Para anggota kelompok menjadi lebih peka terhadap kebutuhan orang lain dan lebih mampu menghayati perasaan orang lain. Kepekaan dan penghayatan ini akan lebih membuat mereka lebih sensitif juga terhadap kebutuhan-kebutuhan dan pertasaan-perasaan sendiri.
- Masing-masing anggota kelompok menetapkan suatu sasaran yang ingin mereka capai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang lebih konstuktif.
- Para anggota kelompok lebih berani melangkah maju dan menerima resiko yang wajar dalam bertindak, dari pada tinggal diam dan tidak berbuat apa-apa.
- Para anggota kelompok lebih menyadari dan menghayati makna dari kehidupan manusia sebagai kehidupan bersama, yang mengandung tuntutan menerima orang lain dan harapan akan diterima orang lain.
- Masing-masing anggota kelompok semakin menyadari bahwa hal-hal yang memprihatinkan bagi dirinya sendiri kerap juga menimbulkan rasa prihatin dalam hati orang lain.
- Para anggota kelompok belajar berkomunikasi dengan anggotaanggota yang lain secara terbuka, dengan saling menghargai dan menaruh perhatian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar