Layanan
Bimbingan dan Konseling Berbasis Teknologi (CYBER COUNSELING)
A.
Pengertian Cyber Counseling
Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan
perkembangan teknologi komputer, interaksi antara konselor dengan klien
tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi dapat juga dilakukan
melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet dalam bentuk “cyber
counseling”. Layanan bimbingan dan konseling ini merupakan salah satu model
pelayanan konseling yang inovatif dalam upaya menunjukkan pelayanan yang
praktis dan bisa dilakukan dimana saja asalkan ada koneksi atau terhubung
dengan internet.
Cyber Counseling adalah salah
satu strategi bimbingan dan konseling yang bersifat virtual atau konseling yang
berlangsung melalui bantuan koneksi internet. Dalam hal ini proses konseling
berlangsung melalui internet dalam bentuk web-site,e-mail, facebook,
videoconference (yahoo massangger) dan ide inovatif laninnya. Sudah tentunya
apabila ingin menjalankan strategi ini yang menjadi piranti utamanya adalah
koneksi dengan internet tersebut. Adapun beberapa i
B.
Persiapan Cyber Counseling
Dalam upaya menjalankan strategi
layanan bimbingan dan konseling berbasis cyber counseling ini, ada beberapa hal
yang menjadi persiapan utama, yaitu penguasaan dasar aplikasi komputer dan
internet itu sendiri. Adapun upaya yang dapat dilakukan sehubungan dengan
persiapan dasar supaya bisa menjalankan cyber counseling ini, yaitu:
a.
Mengadakan
pelatihan komputer dan internet kepada konselor dengan mengundang trainer yang
memang ahli di dalamnya.
b. Masing-masing
sekolah menyediakan fasilitas berupa:komputer dan koneksi internet di ruang
bimbingan dan konseling. Dengan adanya komputer dan internet, secara otomatis
pihak yang bersangkutan akan bisa belajar secara langsung.
c. Menggunakan
fasilitas buku petunjuk tentang aplikasi komputer dan internet, sehingga bisa
dipelajari secara langsung.
d. Bagi siswa,
sejak dini diupayakan pelajaran komputer pada masing-masing sekolah terutama
yang belum memprogramkannya, supaya siswa juga memiliki pemahaman di dalamnya.
Dalam proses pembelajaran, siswa pada intinya diajarkan mengenai cara
menjalankan beberapa aplikasi internet yang mendukung cyber counseling ini.
e. Bagi calon
konselor, seyogyanya di jurusan diprogramkan tentang mata kuliah tambahan
tentang komputer dan palikasi internet. Dengan demikian mereka akan medapatkan
bekal berupa pengetahuan tentang bagaimana menjalankan aplikasi komputer dan
internet itu sendiri.
Beberapa cara inovatif di atas merupakan
strategi untuk menguasai ilmu komputer dan internet sebagai dasar untuk
menjalankan cyber counseling. Sudah tentunya, calon konselor, konselor maupun
siswa masing-masing memiliki komitmen untuk menguasainya, sehingga apa yang
dipelajari dapat dituangkan untuk mendukung berjalannya cyber counseling.
C.
Fungsi Cyber Counseling
Pengadaan cyber counseling, bukan
berarti menganaktirikan strategi layanan konseling yang lainnya. Namun hal ini
adalah semata-mata untuk mendukung dan membuat inovasi yang baru terkait dengan
pelayanan konseling disamping meningkatkan kemampuan konselor itu sendiri
khusunya dalam penguasaan teknologi di jaman yang semakin berkembang ini.
Strategi layanan bimbingan dan
konseling berbasis Cyber counseling yang dilakukan melalui konseksi internet
secara virtual ini memiliki beberapa fungsi yang sifatnya inovatif, yaitu:
a. Pada dasarnya,
konselor dan siswa yang belum mengenal internet, secara langsung dapat mendapat
pengetahuan di bidangnya, sehingga tidak ketinggalan teknologi (gaptek=gagap
teknologi) di jaman yang selalu berkembang.
b. Proses
bimbingan maupun konseling dapat dilakukan di luar jam sekolah, sehingga tidak
mengganggu jam pelajaran. Hal ini ditujukan pada siswa yang belum dirasa cukup
mendapatkan bimbingan di sekolah.
c.
Dengan
dibuatnya web-site khusus oleh masing-masing konselor dalam instansinya, maka
siswa akan bisa dengan cepat memperoleh informasi yang diinginkannya, misalnya
melihat nilai ujian lewat internet, informasi tentang persyaratan sekolah dan
lain sebagainya.
d.
Waktu akan
lebih efesien. Dengan berkembangnya teknologi internet lewat komputer atau
lewat hanphone yang sudah dilengkapi aplikasi internet, hubungan virtual antara
konselor dengan konselor maupun antar konselor dengan siswa akan bisa
berlangsung di mana saja asalkan ada sinyal atau koneksi internet.
Sudah tentunya, untuk memenuhi fungsi
tersebut, selain penguasaan teknologi internet, konselor seyogyanya membuat
kode etik tersendiri, melakukan kesepakatan dengan siswa/konseli untuk
diberlakukannya cyber counseling ini. Dengan adanya kesepakatan, maka
strategi ini akan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, misalnya
pengaturan waktu, penggunaan bahasa yang sopan dan santun dalam menulis surat
elektronik atau pada lembar chatting dan lain sebagainya. Model cyber counseling
ini dapat dilihat dalam penjelasan di bawah ini.
D.
Strategi Layanan BK Berbasis Cyber
Counseling
Strategi layanan bimbingan dan
konseling brbasis cyber counseling adalah suatu strategi atau pola perencanaan
layanan yang dilakukan secara virtual melalui koneksi internet. Adapun beberapa
model strategi layanan bimbingan dan konseling dalam bentuk cyber counseling
yaitu:
1.
Layanan Bimbingan dan Konseling
Berbasis Website
Website adalah sebuah cara untuk menampilkan
diri di Internet. Dapat diibaratkan Website adalah sebuah tempat di Internet,
siapa saja di dunia ini dapat mengunjunginya, kapan saja mereka dapat
mengetahui tentang sesuatu, memberi pertanyaan kepada kita, memberikan anda
masukan dan dapat mendownload data yang ditampikan. Website/weblog memungkinkan
untuk dapat melakukan layanan informasi yang terkait dengan bimbingan dan
konseling. Dalam melakukan layanan ini, sudah tentunya harus memiliki website
atau weblog tersendiri yang sudah online di internet.
Dengan dimilikinya alamat web oleh
masing-masing konselor pada setiap sekolah, maka tidak menutup kemungkinan bagi
konselor untuk menulis berbagai hal yang berkaitan dengan bimbingan dan
konseling di instansinya. Adapun jenis layanan yang bisa diupayakan lewat
website adalah lebih cendrung pada layanan informasi ,tentang
bimbingan pribadi,karir, belajar,dan sosial. Untuk dapat memenuhi layanan
tersebut, maka konselor sudah pastinya menulis berbagai informasi yang
dibutuhkan oleh siswa pada alamat website yang sudah dibuat di atas. Misalnya
membuat layanan informasi mengenai segala hal yang terkait dengan TI dalam BK
seperti tampak pada gambar. Dengan demikian seyogyanya konselor memiliki bahan
yang lengkap untuk ditampilkan di alamt websitenya.
Dengan mengupayakan layanan ini,
konselor akan lebih banyak menghemat waktu dari segi penyampaiannya,
diabndingkan penyampaian di sekolah akan memakan cukup banyak waktu. Dengan
menyampaikan materi layanan di website ini maka konseli/siswa dapat mengakses
atau mendownload data tersebut kapanpun juga.
2.
Layanan Bimbingan dan Konseling
Berbasis E-Mail
E-mail merupakan cara baru untuk berkomunikasi secara cepat
dan efektif melalui surat elektronik di internet. Sudah tentunya untuk dapat
menjalankan hal ini maka konselor dan siswa harus punya alamat e-mail
masing-masing. Dalam upaya membuat e-mail ini, bisa dibuat pada alamat yahoo
dengan alamat http/www.yahoo.com atau di google dengan alamat http/www.gmail.com.
Ketika alamat tersebut dibuka di internet, secara langsung sudah terdapat cara
untuk membuatnya. Pada dasarnya, orang lebih populer membuat alamat e-mailnya
di yahoo. Dalam cyber counseling ini kita mengupayakan fasilitas yang ada di
link http//www.yahoo.com dalam bentuk e-mail.
Adapun jenis layanan yang bisa
diupayakan lewat e-mail yaitu : Layanan konsultasi. Layanan ini bisa
diupayakan lewat menulis e-mail antara konselor dengan konseli, dimana konseli
menulis prihal yang akan dikonsultasikan kepada konselor, Layanan informasi.
Layanan ini bisa diupayakan oleh konselor untuk menulis pesan lewat e-mail
kepada konseli yang membutuhkan informasi (sesuai dengan kebutuhan konseli,baik
dalam bidang belajar,karir,sosial maupun tentang kepribadian) dan layanan
lain yang bisa dikembangkan oleh konselor itu sendiri.
Layanan konseling berbasis e-mail ini
akan sangat berguna dalam upaya menumbuhkan hubungan kehangatan antara konselor
dengan siswa terutama bagi siswa atau konseli yang malu untuk bertatap muka
langsung. Melalui layanan ini setidaknya sejak awal sudah tercipta suatu
keakraban yang selanjtnya dapat dilanjutkan dalam proses konseling di sekolah
sesuai dengan kesepakatan yang sudah dibuat.
3.
Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Videoconference
Videoconference atau konferensi
video merupakan bagian dari dunia teleconference. Video conference dapat
diartikan sesuai dengan suku katanya, yaitu video = video, conference =
konferensi, maka video conference adalah konferensi video dimana data yang
di-transmisikan adalah dalam bentuk video atau audiovisual. Videoconference
adalah telekomunikasi dengan menggunakan audio dan video sehingga terjadi
pertemuan ditempat yang berbeda-beda. Ini bisa berupa antara dua lokasi yang
berbeda(point-to-point) atau mengikutsertakan berberapa lokasi sekaligus di
dalam satu ruangan konferensi(multi-point).
Dalam cyber counseling ini, kita
mengupayakan program yahoo messenger yang sekiranya
sudah popular dikalangan dunia internet atau software khusus yang dikenal
dengan skype yang dapat didownload di alamat www.skype.com. Untuk
mengunakan program ini kita bisa dapatkan dengan mendownload di internet atau
membeli pada toko komputer yang khusus menjual software.
Sudah tentunya untuk menjalankan
layanan ini, pada masing-masing sekolah disediakan sarana internet, komputer
dengan camera (webcam) atau laptop sebagai piranti utama untuk
menjalankan program ini. Melalui videoconference ini antar konselor serta
siswa/ konseli bisa bertatap muka secara langsung walaupun bersifat virtual,
maka bentuk layanan yang bisa diupayakan adalah tergantung kreasi dari konselor
itu sendiri. Sebagai gambaran, adapun bentuk layanan bimbingan dan konseling
yang bisa diupayakan yaitu: layanan konsultasi, layanan Informasi,layanan
konseling individual,layanan konseling kelompok,beserta layanan lain yang
bisa dikembangkan oleh masing–masing konselor dan sesuai dengan kebutuhan
konseli.
4.
Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Telepon
Pada prisipnya, kita hidup dalam dunia
yang selalu berkembang, istilah telepon tidak asing lagi terdengar di telinga
kita. Bahkan benda tersebut sudah menjamur ke pelosok-pelosok negeri sebagai
alat komunikasi canggih jarak jauh. Telepon yang kita kenal di masyarakat
apabila dikelola dengan baik untuk menjalankan suatu strategi pelayanan
komunikasi khususnya dalam aspek pelayanan bimbingan dan konseling, sudah
tentunya akan menjadi cara inovatif dalam mendukung kegiatannya.
Telepon berasal dari suku kata ”tele”
artinya jauh dan ”phone” artinya suara. Jadi telepon adalah suara jarak
jauh. Seperti kita kenal di zaman yang semoderen ini, bahwa telepon merupakan
barang elektronik yang mempermudah melakukan telewicara dan pengiriman pesan
secara otomatis.
Apabila media hanphone ini dimanage
secara baik, maka ada beberapa layanan yang bisa diupayakan, yaitu: Layanan
Konsultasi, Konseling Individual, bimbingan karir,bimbingan belajar dan jenis
layanan yang lain sesuai dengan daya kreativitas konselor itu sendiri. Sudah
tentunya, untuk menjalankan layanan ini harus ada kesepakatan antara konselor
dengan konseli untuk menjalankan layanan tersebut.
Supaya lebih efektif, sudah tentunya
konselor memiliki hanphone khusus yang merupakan sarana yang diperoleh dari
sekolah atau secara pribadi (tergantung kondisi keuangan sekolah). Biasanya
layanan ini lebih mengacu di luar seting jam sekolah, karena beberapa sekolah
tidak diperbolehkan membawa hanphone ke sekolah. Layanan ini akan dapat
berjalan dengan baik, apabila dalam proses mengirim sms atau telepon langsung
didasai dengan etika yang benar sesuai dengan kesepakatan.
E.
Kelebihan dan Kelamahan Cyber
Counseling
Di bawah ini diuraikan beberapa
kelebihan dan kelemahan dalam menjalankan layanan konseling berbasis cyber
counseling.
1.
Kelebihan Cyber Counseling
Adapun kelebihan menggunakan strategi
layanan bimbingan dan konseling berbasis cyber counseling yaitu:
a. Layanan
konseling dapat berlangsung di luar jam sekolah maupun di sekolah. Apabila ada konseli/siswa
yang dirasa kurang mendapatkan pelayanan konseling di sekolah karena alasan
kurangnya waktu, maka bisa melanjutkan di luar jam sekolah atas kesepakatan
yang sudah ditetapkan oleh konselor dengan siswa di sekolah.
b. Dapat menghemat
waktu. Melalui cyber counseling, konselor dapat melakukan layanan dimana
saja walaupun tempatnya berjauhan, terutama bagi siswa yang membutuhkan layanan
saat itu juga. Disamping itu, lewat website yang dibuat pada masing-masing
sekolah, siswa bisa mengakses informasi yang dibutuhkan dengan cepat.
c. Menghemat
biaya. Khususnya bagi konselor yang menggunakan model videoconference untuk
berkomunikasi antar konselor, bisa langsung bertatap muka secara virtual,
sehingga dengan fasilitas ini akan dapat menekan biaya bila tempat antar
konselor berjauhan.
d.Dapat meningkatkan kualitas konselor
dan siswa terutama dalam penguasaan teknologi khususnya internet dan komputer
di zaman yang semakin berkembang.
e. Sekolah atau
perguruan tinggi yang menjalankan cyber counseling sudah tentunya memiliki
nilai lebih dalam aspek strategi layanan bimbingan dan konseling berbasis
teknologi.
f. Bagi mereka
yang belum mengenal internet, dengan adanya sosialisasi cyber counseling maka
konselor yang masih awam akan bisa mempelajarinya. Dengan demikian tidak ada
istilah ketinggalan jaman atau gagap teknologi. Sudah tentunya hal tersebut
diimbangi dengan usaha dan kemauan keras untuk menguasai teknologi tersebut,
dan lain sebagainya.
2. Kelemahan Cyber
Counseling
Di samping beberapa kelebihan yang
diungkapkan di atas, sudah tentunya cyber counseling ini memiliki kelemahan
tersendiri.Adapun beberapa kelemahan dalam cyber counseling, yaitu:
a. Biaya awal
untuk mempersiapkan cyber counseling yang cukup besar, seperti :
komputer dan aplikasinya, internet dan perangkatnya.
b. Profesionalitas
kemampuan konselor dalam penguasaan teknologi. Bagi konselor
maupun siswa/atau konseli yang awam dengan internet sudah tentunya tidak bisa
menjalankan program ini, sehingga perlulah diadakan pelatihan khusus
c. Tinggi rendah
sinyal internet. Besar kecilnya sinyal internet akan sangan mempengaruhi
kecepatan koneksinya, terutama dalam menjalankan videoconference yang
membutuhkan sinyal internet yang baik.
d. Upaya
memanajemen strategi layanan. Bagaimana pihak konselor memanajemen
layanan ini akan menentukan keberhasilan tujuan yang akan dicapainya.
e. Keikhlasan
konselor untuk memberikan layanan secara non formal. Bagi konseli
yang membutuhkan layanan di luar jam sekolah/non formal, dibutuhkan keiklasan
tersendiri.
f. Pemanfaatan
internet untuk tindakan yang negatif. Supaya tidak
memberikan pengaruh negatif pada siswa dari belajar internet, maka sejak dini
siswa diajarkan pula dasar budi pekerti sebagai landasan untuk mengetahui baik
buruknya suatu tindakan yang dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar